KH. Musta’in Romly Adalah putra ke-2 KH Romly Tamim, lahir di Rejoso pada tanggal 31 Agustus 1931 sejak kecil Beliau mendapat didikan langsung dari kedua orang tuanya. Dan baru tahun 1949 M, melanjutkan studi di Semarang dan Solo di Akademi Dakwah Al Mubalighin, di perguruan ini bakat kepemimpinannya amat menonjol sehingga pada waktu relatif singkat mengajak sahabat – sahabatnya yang berasal dari daerah Jombang, mendirikan Persatuan Mahasiswa Jombang.
Pada tahun 1954 M Beliau aktif di Nahdlotul Ulama Jombang dan kemudian menjadi pengurus IPNU Pusat tahun 1954 s/d 1956. Pada tahun 1958 beliau dibai’at menjadi Mursyid Toriqoh Qodiriyah Wa Naqsyabandiah Rejoso menggantikan Ayahnya KH Romly Tamim, ketika itu beliau masih berumur 27 Tahun. Upaya untuk lebih matang sebagai Pimpinan Pondok Pesantren dan pimpinan Toriqoh Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah, KH. Musta’in banyak ke berbagai Pondok Pesantren dan Lembaga Pendidikan pada umumnya. Mulai tingkat Nasional sampai ke tingkat Internasional. Dalam kaitan ini pada tahun 1963 M Beliau Studi Muhibah ke Negara – Negara Eropa dan Timur Tengah. pada tahun 1965 beliau bersama para kyai mendirikan Universitas Darul ‘Ulum
Semua kunjungan dijalani KH. Musta’in dengan tekun demi Kelembagaan yang diamanatkan kepada Beliau, yaitu Lembaga Pondok Pesantren Darul ‘Ulum, Thariqot Qodiriyah Wan Naqsabandiyah, dan Universitas Darul ‘Ulum. Beliau wafat tanggal 21 Januari 1985 Dan di makamkan di makam masyayikh Ponpes Darul Ulum
Adapun jabatan yang pernah diamanatkan kepada DR. KH. Musta’in Romly adalah : -Anggota MPR-DPR RI Th. 1983 sampai wafat.
-Wakil Ketua DPP MDI Th. 1984 sampai wafat.
-Rektor Universitas Darul ‘Ulum Th. 1965 sampai wafat.
-Al Mursyid Thariqot Qodiriyah Wan Naqsabandiyah Th. 1958 Sampai wafat
-Ketua Umum Majelis Pimpinan Pondok Pesantren darul ‘Ulum Th. 1958 sampai wafat.
-Anggota BKS Perguruan Tinggi Swasta Th. 1983 sampai wafat.
-Anggota IAUP (International Assosiation Of University President 1981 di Castarica)
-Ketua Umum Jam’iyah Thoriqot Mu’tabaroh Indonesia Th. 1975 sampai wafat.
Eko Dalono 